Siapapun
akan bergidik melihat foto seorang pria tidak bernyawa yang beredar di sosial
media. Terlebih, terlihat darah segar yang mengalir dari tubuhnya.
Dia adalah Salim Kancil, seorang petani yang juga seorang aktivis anti penambangan liar dari Lumajang, Jawa Timur. Dia diculik dan dibunuh secara keji karena akan berdemonstrasi menolak penambangan pasir yang melintasi lahan pertanian. Dia dan petani lainnya menolak penambangan liar karena merusak ekosistem dan merugikan warga
Sadis,
merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan pembunuhan dan penganiayaan
terhadap Salim alias Kancil (52) warga Dusun Krajan dan Tosan (51) warga Dusun
Persil Desa selok Awar-Awar Kecamatan Pasirian, Lumajang.
Salim
dipukuli dan disetrum dalam kondisi tangan terikat oleh gerombolan preman.
Ia dilukai beberapa kali
memakai senjata tajam namun tidak terluka. Salim ambruk dan tewas setelah
kepalanya dikepruk memakai batu, tetap dalam kondisi tangan terikat.
Sedangkan Tosan dipukuli
beramai-ramai. Sempat melarikan diri memakai sepeda angin, tetapi tetap
dikejar. Tosan ditabrak memakai sepeda motor, dan barulah gerombolan orang itu
menghentikan aksinya ketika ada orang yang melerai aksi tersebut.
Setidaknya
hal ini bisa dilihat dari hasil investigasi empat organisasi non-pemerintah
yang melakukan investigasi paska peristiwa itu berlangsung. Empat organisasi
itu adalah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur, Laskar
Hijau Lumajang, Kontras Surabaya, dan LBH Disabilitas Jawa Timur.
Kekerasan
yang terjadi di desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang
ini semakin menegaskan bahwa perlindungan terhadap warga yang berjuang
mempertahankan lingkungan dan ruang hidupnya belum terjamin di negeri ini.
Sebelum
peristiwa penyerangan yang menyebabkan tewasnya Salim, Forum Komunikasi Masyarakat
Peduli Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang sudah
mengadukan ancaman yang dialamatkan kepada mereka. Pada 11 September 2015,
Forum sudah melaporkan secara resmi ancaman kepada Tosan ke Polsek Pasirian,
namun laporan ini tidak mendapatkan tanggapan yang cukup.
Karena
nama-nama mereka yang memberikan ancaman sama sekali tidak diproses oleh pihak
kepolisian. Orang-orang yang dilaporkan tersebut juga yang kemudian benar-benar
melakukan penyerangan terhadap Tosan dan Salim. Jika pihak kepolisian memiliki
kesungguhan untuk melindungi keselamatan warga, sejatinya peristiwa tragis ini
tidak perlu harus terjadi. Kini bisa di ketahui di negeri ini para aktivis tak
semudah apa yang di bayangkan masyarakat awam lainya, karena nyawa juga bisa
jadi taruhan nya demi menjaga kelestarian alam indonesia tercinta kita.
#Hatespeech
#SaveSalimKancil #AktivisBERLIPATGANDA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar